Senin, 17 September 2018

Cerita Singkat Detik-Detik Wafatnya Rosulullah


Assalamualaikum wr.wb
Alhamdulilahi rabbil ‘alamin,Was sholatu wassalamu ‘ala,Asyrofil ambiyaa iwal mursalin,
Sayyidina wa maulana Muhammadin,Wa ‘alaa ‘alihi wa shohbihi ajmain.
Ama ba’du.
puji dan syukur ke haddirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat, iman, dan islam  lahir dan batin kepada kita semua, sehingga kita dapat berkumpul di tempat ini dalam Aktivitas belajar dipagi hari yang cerah ini yang inshaallah dimuliakan oleh allah SWT.
Salawat dan salam tidak lupa kita kirimkan kepada junjungan kita nabi Allah Muhammad SAW yang telah mengantarkan umat manusia dari peradaaban hidup yang jahiliyah menuju pada peradaban hidup yang moderen,,,, yg penuh dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti yang kita rasakan pada saat ini. Semoga kita semua termasuk hambanya yang taat, yang berhak mendapatkan syafaatnya di hari akhir kelak..




Cerita singkat Detik-Detik Kematian Rosulullah
Pagi itu Rosulullah dengan suara terbata memberiakan petua “Wahai umatku kita semua berada didalam kekuasaan Allah dan cinta kasihnya maka taati dan bertaqwa lah kepadanya kuwariskan 2 hal kepada kalian yaitu sunah dan Al-Qur’an. Barang siapa yang mencintai sunahku berarti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku akan bersama-sama masuk syurga bersamaku”
Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rosulullah yang penuh menatap sahabatnya satu-persatu seolah hendak dikenang. Abu bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya, Usman menghelai nafas panjangnya dan Ali menundukan kepala dalam-dalam. Isyarat itu telah datang saatnya sudah tiba rosulullah akan meninggalkan kita semua. Resah hati semua sahabat kala itu manusia tercinta itu hampir selesai melaksanakan tugasnya didunia. Tanda-tanda itu semakin dekat ketika Ali dan Padol sigap menangkap Rosulullah yang tubuhnya limuh saat turun dari mimbar saat itu seluruh sahabat yang hadir disana pasti akan menahan detik berlalu kalo bisa.
Matahari kian meninggi tapi pintu rumah rosulullah masih tertutup sedangkan didalamnya rosulullah masih terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat membasahi pelapah kurma yang menjadi alas tidurnya. Tiba-tiba diluar pintu terdengar orang yang bersedu mengucapkan salam “Bolehkan saya masuk” Fatimah kemudian menghampiri orang tersebut dan berkata “mohon maaf ayahku sedang demam” kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintunya, kemudian ia kembali kekamar menghadap ayahnya dan terlihat ayahnya sudah membukakan matanya, kemudian ia bertanya “siapakah itu wahai anakku” “tak taulah ayah orang yang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya(Tutur Fatimah lembut). lalu Rosulullah menatap wajah dari putrinya dengan lembut dan pandangan yang menggetarkan seolah bagian-bagian wajahnya anak itu  seolah hendak dikenang. Kemudian Rosulullah berkata “wahai anakku ketahuilah dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan didunia, dialah malaikat Maut” (kata Rosulullah SAW). Fatimahpun menahan ledakan tangisnya. malaikat Mautpun datang mengahmpiri. Rosulullah SAW menanyakan “Mengapa jibril tidak ikut bersama menyertainya?” kemudian dipanggilnya Jibril yang sebelumnya sudah bersiap diatas langit menunggu Ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. Nabi SAW berkata “wahai jibril jelaskan apa hak ku nanti dihadapan Allah “ tanya Rosulullah dengan suara yang lemah.  Kemudian Jibril berkata “pintu-pintu langit telah dibukakan, para malaikat telah menanti Ruh mu Ya rosulullah, semua syurga terbuka lebar menanti kehadiranmu” ( kata jibril). Ternyata itu tidak membuat Rosulullah legah, matanya masih penuh dengan kecemasan kemudian jibril bertanya “engkau tidak senang mendengar kabar ini” Nabi SAW  berkata “ kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak”. Kemudian jibril menjawab “jangan khwatir wahai Rosulullah aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku =>kuharamkan syurga bagi siapa saja kecuali umat Muhammad yang berada dijakatnya jibril<= “
Detik-detik semakin dekat saatnya jibril melaksanakan tugasnya, perlahan Ruh Rosulullah ditarik nampak seluruh tubuh Rosulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. “wahai jibril betapa sakitnya sakaratul maut ini” (Ujar Rosulullah). Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya menunduk semakin dalam, dan Jibril membalikkan muka. Nabipun bertanya “Wahai jibril jijikah  engkau melihatku hingga kau balikkan wajahmu” Kemudian jibril berkata “siapa yang sanggup melihat kekasih allah di regut azal” (kata jibril). Sebentar kemudian terdengar Rosulullah mengaduhkan rasa sakit yang tidak tertahankan “YaAllah begitu dahsyatnya maut ini, limpahkan saja semuanya siksa maut ini kepadaku, jangan kepada umatku”. Badan Rosulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi bibirnya bergetar seakan hendak membisikan sesuatu kemudian Ali mendekatkan telinganya “Peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah diantaramu” (itu pesan Rosulullah). Diluar pintu rumah Rosulullah pintu tangis mulai terdengar, sahabat saling berpelukan, Fatimah menutupkan tangan diwajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya kebibir Rosulullah yang mulai kebiruan apa yang dikatakan Rosulullah saat itu ? “Umati,umati,umati”.
Inalillahiwa’Inalilahi Rojiun.
Berakhirlah hidup manusia itu yang selalu memberikan kita sinarang, yang hadir untuk menjadi pemimpin para manusia. Dan kini pertanyaan untuk kta semua mampuhkah kita mencintai seperti Rosulullah SAW ? Kita terbaut jauh, jauh sekali berabad jaraknya tapi cinta beliau kepada kita begitu besar. Bahkan dalam suatu hadis telah dikatakan bahwa ketika Rosulullah sedang berkumpul dengan sahabatnya Rosulullah berkata “Wahai sahabat aku sedang rindu” kemudian sahabat bertanya “Rindu kepada siapa Yarosulullah “ Rosulullah menjawab “Kepada saudara-saudaraku” sahabat bertanya “bukankah kami saudaramu Yarosulullah”? Rosulullah menjawah “kalian adalah sahabtku” kata Rosulullah saudara-saudaraku adalah Umatku yang aku belum pernah menemuinya tapi mencintaiku.
Apakah yang dimaksud rosulullah adalah kita ? mari kita tanyakan kepada diri kita sendiri.
Akhirul kalam,
Subhaanaka Allaahumma wabihamdika asyhadu an laa-ilaaha illaa Anta astaghfiruka wa-atuubu ilaik.
Wallahul muwaffiq ila aqwamithaaryq,,,

Wassalamu alaikum warohmatullahi wabarokaatuh




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

template

Designed by Freepik