Shalat sunnat merupakan shalat yang boleh dikerjakan boleh
juga tidak, yang tentu saja apabila kita mengerjakannya maka kita akan
mendapat pahala dan kebaikan, namun tidak berdosa jika kita tidak
mengerjakannya. Akan tetapi, ada banyak sekali manfaat yang kita
dapatkan jika mengerjakan shalat sunnat tersebut. Jadi, sayang sekali
rasanya jika kita tidak melaksanakannya. Shalat sunnat yang akan
dijelaskan dibawah ini adalah:
Setelah berwudhu kita bisa mengerjakan sunat wudhu sebanyak 2 raka’at, baru mengerjakan Shalat Maghrib). Nabi Muhammad SAW bersabda:
- Shalat Wudhu
- Shalat Tahiyatul Masjid
- Shalat Dhuha
- Shalat Rawatib
- Shalat Tahajud
- Shalat Istikharah
- Shalat Hajat
- Shalat Taubat
- Shalat Gerhana
- Shalat Istikharah
- Shalat Tasbih
1. Shalat Wudhu
Sebelum kita mengerjakan shalat, sudah pasti terlebih dahulu kita melakukan wudhu. Shalat wudhu merupakan shalat sunnat yang bisa kita kerjakan setelah melakukan wudhu, sebelum kita melaksanakan shalat (shalat yang sebenarnya ingin kita lakukan, misalnya; kita ingin shalat maghrib.Setelah berwudhu kita bisa mengerjakan sunat wudhu sebanyak 2 raka’at, baru mengerjakan Shalat Maghrib). Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Barang siapa yang berwudhu, lalu
mengerjakan shalat dua raka’at tidak lalai (dengan khusyu) dalam
keduanya, maka diampuni dosa-dosa yang sudah lewat”. (HR. Abu Dawud).
2. Shalat Tahiyatul Masjid
Shalat Tahiyatul Masjid merupakan shalat sunat yang dilakukan dengan tujuan untuk memberikan penghormatan terhadap mesjid sebagai rumah Allah SWT. Shalat ini bisa dilakukan kapan pun oleh mereka yang berada di mesjid. Shalat ini baik untuk dikerjakan sebelum melaksanakan shalat berjamaah di mesjid.Dikecualikan bagi khortib mesjid yang akan shalat atau berkhutbah pada shalat Jum’at, pengurus mesjid, atau seorang imam yang akan melaksanakan shalat wajib, serta setelah iqamah (menurut Ibnu Hajar dalam Subulus Salam; 1/30).
Tata Cara Shalat Sunnat Tahiyatul Masjid
Dilakukan sebanyak dua raka’at, pelaksanaannya sebagaimana shalat sunnat lainnya, hanya berbeda dalam lafaz niatnya saja. Adapun lafaz niat shalat Tahiyatul Masjid adalah;
“Ushalli sunnata tahiyyatal masjidi rak’ataini lillaahi ta’aala. Allaahu akbar.”, yang artinya “Saya berniat shalat Tahiyyat Masjid dua raka’at karena Allah Ta’ala. Allahu Akbar”.
Adapun bacaan surah dalam raka’at pertama maupun kedua boleh apa saja.
Doa Sesudah Shalat Sunnat Tahiyatul Masjid
“Allaahumma sho\lli wasallim ‘alaa sayyidinaa muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shohbihi ajma’in. allaahumma robbanaa aatina fiid dun-yaa ‘adzaaban naari. Walhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin.”
Artinya:
“Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan
salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad teriring keluarga, sahabat
beliau semuanya. Ya Allah, ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia
dan kebaikan di akhirat nanti, serta peliharalah kami dari azab neraka.
Dan segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam”.
3. Shalat Dhuha
Merupakan shalat sunat yang dikerjakan pada sekitar jam 7 pagi, waktu dimana matahari terbit atau naik sekitar 7 hasta sampai terasa panas menjelang Dzuhur. Sebaiknya dikerjakan pada seperempat kedua hari atau sekitar pukul 9 pagi. Boleh dikerjakan sendiri maupun berjamaah.Tata Cara Shalat Dhuha
Shalat Dhuha dilakukan dalam satuan 2 kali raka’at untuk satu kali salam. Jumlah raka’atnya ada 8, namun adapula yang mengatakan boleh 12 raka’at, atau tidak ada batasan.
- Niat
“Ushallii sunnatadh-dhuhaa rak’ataini lillaahi ta’aalaa. Allaahu akbar.” yang artinya: “Saya niat shalat sunnat Dhuha dua raka’at karena Allah Ta’ala. Allah Maha Besar.”
- Membaca doa Iftitah
- Membaca surat Al-Fatihah
- Membaca surat dalam Al-Qur’an. (Dianjurkan raka’at pertama membaca surat Asy-Syam, dan raka’at membaca surat Al-Lail)
- Selanjutnya dilakukan dengan gerakan shalat seperti biasa
“Ya Allah, sesungguhnya Dhha adalah
waktu Dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah
keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah
penjagaan-Mu. Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit maka
turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila
sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah
dengan kebenaran Dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), datangkanlah
padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hamba-Mu yang shaleh.”
4. Shalat Rawatib
Shalat Rawatib merupakan shalat sunnat yang biasa dikerjakan sebelum atau sesudah shalat wajib. Seluruhnya berjumlah 22 raka’at, dengan rincian sebagai berikut:- Shalat Subuh: 2 raka’at sebelum (qabliyah) dan tidak ada shalat sesudahnya (ba’diyah).
- Shalat Dzuhur: 2 raka’at qabliyah, 2 atau 4 raka’at ba’diyah.
- Shalat Ashar: 2 raka’at qabliyah, tidak ada ba’diyah.
- Shalat Maghrib: tidak ada qabliyah, 2 raka’at ba’diyah.
- Shalat ‘Isya: 2 raka’at qabliyah, 2 raka’at ba’diyah.
Cara mengerjakan shalat Rawatib sama saja dengan shalat biasanya, hanya saja berbeda pada niatnya. Pelaksanaannya tidak bersamaan dengan Adzan maupun Iqamah, dan dikerjakan sendiri.
- Niat Shalat Rawatib 2 raka’at sebelum Shalat Dzuhur:
“Ushalli sunnatazh zhuhri rak’ataini qabliyatan lillaahi ta’aala.” yang artinya: “Aku niat shalat sunnat sebelum dzuhur 2 raka’at karena Allah Ta’ala.”
- Niat Shalat Rawatib 2 raka’at sesudah Shalat Dzuhur:
“Ushalli sunnatazh zhuhri rak’ataini ba’diyatan lillaahi ta’aala.” yang artinya: “Aku niat shalat sunnat sesudah dzuhur 2 raka’at karena Allah Ta’ala.”
- Niat Shalat Rawatib 2 raka’at sebelum Shalat Shubuh:
“Ushalli sunnatazh shubhi rak’ataini qabliyatan lillaahi ta’aala.” yang artinya: “Aku niat shalat sunnat sebelum subuh 2 raka’at karena Allah Ta’ala.”
- Niat Shalat Rawatib 2 raka’at sebelum Shalat Ashar:
“Ushalli sunnatazh ‘ashri rak’ataini qabliyatan lillaahi ta’aala.” yang artinya: “Aku niat shalat sunnat sebelum ashar 2 raka’at karena Allah Ta’ala.”
- Niat Shalat Rawatib 2 raka’at sesudah Shalat Maghrib
“Ushalli sunnatazh maghribi rak’ataini ba’diyatan lillaahi ta’aala.” yang artinya: “Aku niat shalat sunnat sesudah maghrib 2 raka’at karena Allah Ta’ala.”
- Niat Shalat Rawatib 2 raka’at sebelum Shalat ‘Isya:
“Ushalli sunnatazh ‘isyaa-i rak’ataini qabliyatan lillaahi ta’aala.” yang artinya: “Aku niat shalat sunnat sebelum ‘isya 2 raka’at karena Allah Ta’ala.”
- Niat Shalat Rawatib 2 raka’at sesudah Shalat ‘Isya
“Ushalli sunnatazh ‘isyaa-i rak’ataini ba’diyatan lillaahi ta’aala.” yang artinya: “Aku niat shalat sunnat sesudah ‘isya 2 raka’at karena Allah Ta’ala.”
5. Shalat Tahajud
Shalat Tahajud merupakan shalat sunat yang dikerjakan pada waktu malam hari. Dikerjakan dalam satuan 2 raka’at untuk satu kali salam. Dikerjakan apabila telah terbangun dari tidur dan sudah mengerjakan shalat ‘Isya.Dilaksanakan di awal malam yakni antara waktu ‘Isya sampai sekitar pukul 10 malam (sepertiga pertama malam), atau dikerjakan pada tengah malam, antara pukul 10 sampai pukul 1 dini hari (sepertiga kedua malam), dan paling utama apabila dikerjakan pada akhir malam, antara pukul 1 dini hari sampai menjelang Shalat Subuh (sepertiga akhir malam).
Tata Cara Shalat Tahajud
Dilakukan sama seperti kita mengerjakan shalat biasanya. Jumlah raka’at raka’atnya minimal 2 raka’at untuk 2 kali salam dan tidak ada maksimal bilangan raka’at karena dilakukan sebanyak yang mampu kita bisa kerjakan.
- Niatnya;
“Ushallii sunnatat tahajjudi rak’ataini lillaahi ta’aalaa.” Artinya, “Aku niat shalat sunat tahajud dua raka’at, karena Allah Ta’ala.”
- Membaca takbir (Allaahu akbar) saat takbiratul ihram.
- Sunat membaca doa iftitah
- Membaca surat Al-Fatihah, lalu diikuti oleh surah pendek boleh apa saja yang telah dihafal.
- Kemudian lakukan gerakan shalat biasanya sampai salam.
- Disunatkan membaca bacaan wirid, tasbih, tahmid, takbir, sholawat, istigfar setelah salam.
“Allaahumma lakal hamdu anta qayyimus samaa waati wal ardhi wa man fiihinna. wa lakal hamdu anta malikus samaa waati wal ardhi wa man fiihinna. wa lakal hamdu anta nuurus samaawaati wal ardhi wa man fiihinna. wa lakal hamdu antal haqqu, wa wa’dukal haqqu, wa liqaa’uka haqqun, wa qauluka haqqun, wal jannatu haqqun, wannaaru haqqun, wannabiyyuuna haqqun, wa muhammadun shallallaahu ‘alaihi wasallama haqqun wassaa’atu haqqun. allaahumma laka aslamtu, wa bika aamantu, wa ‘alaika tawakkaltu, wa ilaika anabtu, wa bika khaashamtu, wa ilaika haakamtu, faghfirlii maa qaddamtu, wa maa akh-khartu, wa maa asrartu, wa maa a’lantu, wa maa anta a’lamu bihiminnii. antal muqaddimu, wa antal mu’akhkhiru, laa ilaaha illaa anta, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah.”
Artinya:
“Wahai Allah, Milik-Mu lah segala
puji. Engkaulah penegak dan pengurus langit dan bumi serta makhluk yang
ada di dalamnya. Milik-Mu lah segala puji. Engkaulah penguasa (raja)
langit dan bumi serta makhluk yang ada di dalamnya. Milik-Mu lah segala
puji. Engkaulah cahaya langit dan bumi serta makhluk yang ada di
dalamnya. Milik-Mu lah segala puji. Engkaulah Yang Hak (benar),janji-Mu
lah yang benar, pertemuan dengan-Mu adalah benar, perkataan-Mu benar,
surga itu benar (ada), neraka itu benar (ada), para nabi itu benar, Nabi
Muhammad saw itu benar, dan hari kiamat itu benar(ada). Wahai Allah!
Hanya kepada-Mu lah aku berserah diri, hanya kepada-Mu lah aku beriman,
hanya kepada-Mu lah aku bertawakkal hanya kepada-Mu lah aku kembali,
hanya dehgan-Mu lah kuhadapi musuhku, dan hanya kepada-Mu lah aku
berhukum. Oleh karena itu ampunilah segala dosaku, yang telah kulakukan
dan yang (mungkin) akan kulakukan, yang kurahasiakan dan yang kulakukan
secara terang-terangan, dan dosa-dosa lainnya yang Engkau lebih
mengetahuinya daripada aku. Engkaulah Yang Maha Terdahulu dan Engkaulah
Yang Maha Terakhir. tak ada Tuhan selain Engkau, dan tak ada daya upaya
dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.”
6. Shalat Istikharah
Shalat Istikharah dikerjakan dengan tujuan untuk memperoleh petunjuk dari Allah SWT, terutama dalam keadaan bingung atau ragu-ragu dalam memilih satu keputusan diantara banyak pilihan. Bisa dikerjakan kapan saja (siang atau malam) dan bisa dilakukan sendiri. Sangat utama apabila dikerjakan dalam waktu seperti shalat Tahajud karena insya Allah pada jam tersebut kita bisa lebih khusyu’.Tata Cara Shalat Istikharah
Shalat Istikharah dikerjakan sebanyak 2 raka’at.
- Niat
“Ushalli sunnatal istikhaarati rak’ataini lillaahi ta’aalaa.” yang artinya: “Aku niat shalat sunah istikharah dua raka’at karena Allah Ta’ala.”
- Takbiratul Ihram
- Membaca doa Iftitah
- Membaca surat Al-Fatihah, dilanjutkan membaca surat (diutamakan) Al-Kafirun untuk raka’at pertama dan Al-Ikhlas untuk raka’at
- Selanjutnya shalat dikerjakan sebagaimana gerakan shalat biasanya, sampai pada salam
Doa Setelah Shalat Istikharah
“Allaahumma inni astakhiiruka bi’ilmika wa astaqdiruka biqudratika wa as aluka min fadhlikal ‘adzhiimi. Fainnaka taqdiru walaa aqdiru walaa a’lamu wa anta ‘al-laamulghuyuubi. Allaahumma inkunta ta’lamu anna haadzal amra khairun lii fii diinii wama’aasyii faqdurhu lii wa yassirhu lii tsumma baariklii fiihi wa inkunta ta’lamu anna haadzal amra syarrun lii fii diinii wa ma’aasyii wa ‘aaqibati amrii wa ‘aajilihi fashrifhu ‘annii washrifnii ‘anhu waqdurlil khaira haitsu kaana tsumma radh-dhinii bihi.”
Artinya:
“Wahai Allah, bahwasanya aku mohon
pilihan olehMu dengan ilmu-Mu, dan mohon kepastian-Mu dengan
kekuasaan-Mu, serta mohon kepada-Mu dari anugerah-Mu Yang Maha Agung,
karena Engkaulah Dzat yang berkuasa, sedang aku tiada kuasa, dan
Engkaulah Dzat Yang Maha Mengetahui, sedang aku tiada mengetahui, dan
Engkaulah Dzat yang mengetahui yang ghoib. Wahai Allah, jika adanya,
Engkau ketahui bahwa urusan ini …….. (sebutkan urusan yang dimaksud)
adalah baik bagiku, untuk duniaku, akhiratku, penghidupanku, dan akibat
urusanku untuk masa sekarang maupun besoknya, maka kuasakanlah bagiku
dan permudahkanlah untukku, kemudian berkahilah dalam urusan itu bagiku.
Namun jikalau adanya, Engkau ketahui bahwa urusan itu ……… (sebutkan
urusan yang dimaksud) menjadi buruk bagiku, untuk duniaku, akhiratku,
penghidupanku, dan akibatnya persoalanku pada masa sekarang maupun
besoknya, maka hindarkanlah aku dari padanya, lalu tetapkanlah bagiku
kepada kebaikan, bagaimanapun adanya kemudian ridhoilah aku dengan
kebaikan itu.”
7. Shalat Hajat
Jika kita memiliki maksud, tujuan, keperluan, dan sangat berharap bahwa apa yang kita inginkan dapat dikabulkan oleh Allah SWT maka kita bisa mengerjakan shalat sunnat untuk meminta hajat kepada Allah, yakni Shalat Hajat. Shalat ini tidak hanya terbatas pada keinginan kita semata tetapi juga bisa untuk hubungan antar sesama manusia.Dengan kata lain, cara termudah dan tercepat untuk mengadu kepada Allah SWT adalah melalui shalat Hajat. Boleh dikerjakan kapan saja, asalkan bukan pada waktu yang dilarang, misalnya setelah shalat subuh. Paling utama dikerjakan pada malam hari, pada sepertiga malam terakhir.
Tata Cara Shalat Hajat
Shalat Hajad dikerjakan paling sedikit 2 raka’at dan paling banyak 12 raka’at dengan ketentuan satu kali salam setiap 2 raka’at.
- Niat
“Ushallii sunnatal haajati rak’aataini lillaahi ta’aala.” yang artinya: “Aku berniat shalat hajat sunah hajat dua raka’at karena Allah Ta’ala.”
- Membaca do’a Iftitah
- Membaca surat Al-Fatihah, kemudian dilanjutkan dengan membaca salah satu surah di dalam Al-Qur’an; raka’at pertama membaca surat Al-Ikhlas, raka’at kedua membaca Ayat Kursi (Surah Al-Baqarah ayat 255).
- Dikerjakan dengan gerakan shalat seperti biasa sampai salam.
- Selesai shalat, dianjurkan untuk membaca Istighfar sebanyak 100 kali, shalawat Nabi 100 kali, dilanjutkan dengan doa.
“Laa ilaha illallohul haliimul kariimu subhaanallohi robbil ‘arsyil ‘azhiim. Alhamdu lillaahi robbil ‘aalamiin. As `aluka muujibaari rohmatika wa ‘azaaima maghfirotika wal ghoniimata ming kulli birri wassalaamata ming kulli itsmin Laa tada’ lii dzamban illa ghofartahu walaa hamman illaa farojtahu walaa haajatan hiya laka ridhon illa qodhoitahaa yaa arhamar roohimiin.”
Artinya:
“Tidak ada Tuhan melainkan Allah Yang
Maha Lembut dan Maha Penyantun. Maha Suci Allah, Tuhan pemelihara Arsy
yang Maha Agung. Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam.
Kepada-Mu-lah aku memohon sesuatu yang mewajibkan rahmat-Mu, dan sesuatu
yang mendatangkan ampunan-Mu dan memperoleh keuntungan pada tiap-tiap
dosa. Janganlah Engkau biarkan dosa daripada diriku, melainkan Engkau
ampuni dan tidak ada sesuatu kepentingan, melainkan Engkau beri jalan
keluar, dan tidak pula sesuatu hajat yang mendapat kerelaan-Mu,
melainkan Engkau kabulkan. Wahai Tuhan Yang Paling Pengasih dan
Penyayang.”
Selesai berdoa, lalu kita memohon kepada Allah tentang apa yang kita inginkan (yang dihajatkan).8. Shalat Taubat
Shalat sunnat ini dikerjakan dengan tujuan untuk meminta ampunan kehadirat Allah SWT atas dosa (atau merasa berbuat dosa) dan kemudian sadar bahwa apa yang telah ia kerjakan itu adalah salah sehingga harus memohon ampunan kepada Allah SWT dan berniat untuk tidak melakukan kesalahan itu lagi. Minimal dikerjakan 2 raka’at, dan maksimal dikerjakan 4-6 raka’at dengan ketentuan satu kali salam setiap 2 raka’at.9. Shalat Gerhana
Seperti namanya, shalat ini dilakukan saat terjadi gerhana, baik gerhana matahari maupun gerhana bulan dan diikerjakan sebanyak dua raka’at. Waktu mengerjakan adalah mulai dari terjadinya gerhana bulan/gerhana matahari, sampai bulan terbit kembali (nampak utuh) atau sampai matahari terlihat kembali.Shalat gerhana bulan disebut shalat khusuf, sedangkan shalat gerhana matahari disebut shalat kusuf. Shalat sunnat gerhana dikerjakan dengan tujuan ibadah, terutama karena kejadian gerhana adalah jarang terjadi.
Tata Cara Shalat Gerhana
Ada dua pendapat mengenai cara mengerjakan shalat sunnat gerhana ini. Pendapat pertama, ada ulama yang mengatakan bahwa cara pengerjaannya sama seperti shalat sunnat biasanya yakni satu kali salam setiap lepas 2 raka’at.
Sedangkan pendapat kedua menyatakan bahwa pengerjaan berbeda, yakni; dikerjakan dengan 2 raka’at dengan setiap raka’at ada 2 kali ruku’ dan 2 kali sujud. Pendapat yang kedua inilah yang lebih banyak dipilih oleh ulama (mayoritas).
- Niat
- Niat shalat gerhana bulan
“Ushallii Sunnatal Khusuufil-Qomari Rak’ataini Lillahi Ta’alaa “ yang artinya: “Aku niat mengerjakan shalat sunnah Gerhana Bulan dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
- Niat shalat gerhana matahari
“Ushallii Sunnatal Kusuufis-Syamsi Rak’ataini Lillahi Ta’alaa.” yang artinya: “Aku niat mengerjakan shalat sunnah Gerhana Matahari dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
- Takbiratul ihram
- Membaca do’a istiftah dan berta’awudz
- Membaca surat Al-Fatihah dan dilanjutkan membaca surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah)
- Kemudian ruku’ sambil memanjangkannya
- I’tidal
- Setelah I’tidal, kembali ke posisi berdiri dan tidak dilanjutkan dengan sujud melainkan kembali pada posisi berdiri dengan kedua tangan bersidekap di atas pusar dan kembali membaca surat Al-Fatihah yang dilanjutkan dengan surat panjang (berdiri yang kedua dilakukan dengan lebih singkat)
- Ruku’ kembali dan dilakukan lebih singkat
- I’tidal
- Dilanjutkan dengan sujud. Sujud pertama dilakukan lebih panjang (sepanjang saat kita melakukan ruku’ pertama) lalu duduk antara dua sujud, kemudian lakukan sujud kembali.
- Berdiri setelah sujud untuk mengerjakan raka’at kedua (dilakukan seperti pada raka’at pertama namun gerakan dan bacaannya lebih singkat)
- Tasyahud
- Salam
- Selesai shalat, imam akan menyampaikan khotbah (isinya tentang anjuran berdzikir, berdoa, beristighfar, sedekah, dan membebaskan budak)
10. Shalat Tasbih
Shalat Tasbih merupakan shalat sunnat yang sangat dianjurkan oleh Rasullullah SAW, jika mampu, dilakukan setiap hari, seminggu sekali, sebulan sekali, setahun sekali, bahkan sekali dalam seumur hidup. Disebut shalat tasbih karena dalam 4 raka’at mengandung bacaan 300 kali tasbih.Tata Cara Shalat Tasbih
Shalat Tasbih dikerjakan 4 raka’at; jika dikerjakan pada siang hari maka cukup dengan satu kali salam, jika dikerjakan pada malam hari dengan dua kali salam (dua raka’at untuk satu salam).
1. Niat “Ushallii sunnatat-tasbihi rak’ataini lillahi ta’aalaa. Allahu Akbar.” yang artinya: “Aku niat shalat sunat tasbih dua raka’at karena Allah Ta’ala. Allah Maha Besar.”
Niat ini diucapkan untuk Shalat Tasbih yang dua salam.
- Membaca doa Iftitah
- Membaa Al-Fatihan dilanjutkan dengan salah surat pendek dalam Al-Qur’an
- Sebelum ruku’ membaca tasbih (15x) :
“Subhaanallaahi wal-hamdu lillaahi wa
laa ilaaha illallaahu walaahu akbar wa laa haula wa laa quwwata illaa
billaahil-‘aliyyil-azhiim.”
- Ruku’
- Setelah ruku’ membaca tasbih (10x) :
“Subhaanallaahi wal-hamdu lillaahi wa
laa ilaaha illallaahu walaahu akbar wa laa haula wa laa quwwata illaa
billaahil-‘aliyyil-azhiim.”
- I’tidal
- Setelah I’tidal kembali membaca tasbih (10x) :
“Subhaanallaahi wal-hamdu lillaahi wa
laa ilaaha illallaahu walaahu akbar wa laa haula wa laa quwwata illaa
billaahil-‘aliyyil-azhiim.”
- Sujud; setelah membaca bacaan sujud, kembali membaca tasbih (10x) :
“Subhaanallaahi wal-hamdu lillaahi wa
laa ilaaha illallaahu walaahu akbar wa laa haula wa laa quwwata illaa
billaahil-‘aliyyil-azhiim.”
- Duduk antara dua sujud dan setelah selesai bacaannya kembali membaca tasbih (10x) :
“Subhaanallaahi wal-hamdu lillaahi wa
laa ilaaha illallaahu walaahu akbar wa laa haula wa laa quwwata illaa
billaahil-‘aliyyil-azhiim.”
- Sujud kedua, selesai bacaan sujud kembali membaca tasbih (10x) :
“Subhaanallaahi wal-hamdu lillaahi wa
laa ilaaha illallaahu walaahu akbar wa laa haula wa laa quwwata illaa
billaahil-‘aliyyil-azhiim.”
- Sambil duduk tuma’ninah, kita membaca tasbih (10x) :
“Subhaanallaahi wal-hamdu lillaahi wa
laa ilaaha illallaahu walaahu akbar wa laa haula wa laa quwwata illaa
billaahil-‘aliyyil-azhiim.”
- Lakukan kembali pada raka’at selanjutnya, sampai salam.
- Selesai membaca surat pada raka’at pertama : tasbih 15x
- Ruku’ : tasbih 10x
- I’tidal : tasbih 10x
- Sujud pertama : tasbih 10x
- Duduk di antara sujud : tasbih 10x
- Sujud kedua : tasbih 10x
- Duduk setelah sujud kedua (tuma’ninah) : tasbih 10x
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْئَلُكَ تَوْفِيْقَ
أَهْلِ اْلهُدَى وَ أَعْمَـالَ أَهْلِ اْليَقِيْنِ وَ مُنَاصَحَةِ أَهْلِ
التَّوْبَةِ وَ عَزْمَ أَهْلِ الصَّبْرِ وَ جِدَّ أَهْلِ اْلخَشْيَةِ وَ
طَلَبَ أَهْلِ الرَّغْبَةِ وَ تَعَبَدَ أَهْلِ الْوَرَعِ وَ عِرْفَانَ
أَهْلِ الْعِلْمِ حَتَّى أُخَافَكَ. اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْئَلُكَ
مَخَافَةَ تُحْجِزُنِيْ عَنْ مَعَاصِيْكَ حَتَّى أَعْمَلَ بِطَاعَتِكَ
عَمَلاً أَسْتَحِقُّ بِهِ رِضَاكَ وَ حَتَّى أُنَاصِحُكَ فِى التَّوْبَةِ
وَ خَوْفًا مِنْكَ وَ حَتَّى أُخْلِصَ لَكَ النَّصِيْحَةَ حُبًّا لَكَ وَ
حَتَّى أَتَوَكَّلَ عَلَيْكَ فِي اْلأُمُوْرِ كُلِّهَا وَ أُحْسِنَ الظَنِّ
بِكَ سُبْحَانَ خَالِقِ النُّوْرِ. رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُوْرَنَا
وَاغْفِرْلَنَا إِنَّكَ عَلَى كُّلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ، بِرَحْمَتِكَ يَا
أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Artinya:
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu
taufiq Orang-orang yang mendapat petunjuk, amalan Orang-orang yang
mempunyai keyakinan kuat, ketulusan Orang-orang yang bertaubat,
keteguhan hati Orang-orang yang sabar, kesungguhan Orang-orang yang
takut kepada-Mu, permohonan Orang-orang yang mengharapkan-Mu, Ibadah (
ketaatan ) ahli wira’i dan kebijakan ahli ilmu, sehingga aku takut
kepada-Mu. Ya Allah aku memohon kepada-Mu perasaan takut yang dapat
menhalangiku berbuat maksiat, sehingga aku dapat melakukan suatu amalan
untuk mentaati perintah-Mu, yang dengan amalan itu aku berhak mendapat
ridho-Mu, hingga aku sanggup memurnikan taubatku karena takut kepadamu.
Mengikhlaskan nasihat-Mu karena cintaku kepada-Mu. Dan aku bertawakkal
kepada-Mu dalam segala urusan karena persangkaan baikku kepada-Mu Maha
Suci Dzat yang menciptakan cahaya. Ya Tuhan kami sempurnakanlah cahaya
untuk kami dan ampunilah kami sesungguhnya engkau Maha Kuasa atas segala
sesuatu dengan rahmat-Mu wahai yang Maha Penyayang.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar